Wawasan Umum

Kompetisi dan Kriteris Penilaian Membaca Alquran Tingkat Nasional dan Internasional

Kompetisi membaca Alquran, yang dikenal sebagai Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), adalah ajang bergengsi yang diadakan di berbagai tingkatan, mulai dari lokal, nasional, hingga internasional. Kompetisi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca Alquran dengan tajwid yang benar, mempererat hubungan antarumat Islam, dan mempromosikan literasi Alquran. Di Indonesia, kompetisi membaca Alquran telah menjadi tradisi penting, sementara di tingkat internasional, acara ini menarik peserta dari berbagai negara dengan latar belakang budaya yang beragam.

Acara ini melibatkan peserta dari berbagai kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa, dengan penilaian yang ketat berdasarkan kaidah tajwid alquran, kelancaran, dan keindahan suara. Kompetisi membaca Alquran bukan hanya wadah untuk menunjukkan bakat, tetapi juga sarana pendidikan dan dakwah. Artikel ini akan mengulas secara mendalam tentang kompetisi membaca Alquran tingkat nasional dan internasional, kriteria penilaian, lokasi penyelenggaraan, serta sejarah lengkap pemenangnya.

Sejarah Kompetisi Membaca Alquran

kejuaraan mtq

Tradisi kompetisi membaca Alquran memiliki akar yang panjang dalam sejarah Islam. Meskipun membaca Alquran dengan tartil sudah menjadi praktik sejak masa awal Islam, kompetisi formal mulai terorganisir pada abad ke-20. Salah satu kompetisi internasional tertua adalah International Quran Recital Competition di Malaysia, yang dimulai pada 1961. Acara ini digagas oleh Tunku Abdul Rahman, Perdana Menteri Malaysia pertama, dan pertama kali diadakan di Stadium Merdeka, Kuala Lumpur, dengan peserta dari tujuh negara: Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Thailand, Filipina, dan Sarawak.

Di Indonesia, kompetisi membaca Alquran tingkat nasional dimulai pada 1968 melalui Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional. Diselenggarakan oleh Kementerian Agama, MTQ bertujuan meningkatkan literasi Alquran di kalangan masyarakat. MTQ Nasional pertama digelar di Makassar, Sulawesi Selatan, dan sejak itu menjadi agenda rutin yang bergilir di berbagai provinsi. Selain tilawah, MTQ juga mencakup cabang lain seperti hafalan, tafsir, dan seni kaligrafi Alquran.

Di tingkat internasional, kompetisi membaca Alquran berkembang di berbagai negara seperti Iran, Turki, Arab Saudi, dan Kroasia. Iran mengadakan Kompetisi Alquran Nasional yang terbuka untuk peserta internasional, sementara Kroasia menghelat kompetisi di Masjid Zagreb sejak akhir 1990-an. Arab Saudi juga menyelenggarakan kompetisi tahunan di Masjidil Haram, Mekkah, yang menjadi salah satu ajang paling prestisius di dunia.

Kriteria Penilaian Kompetisi Membaca Alquran

kriteria kejuaraan mtq

Penilaian dalam kompetisi membaca Alquran sangat ketat dan terstandarisasi untuk memastikan keadilan. Berikut adalah kriteria utama yang umum digunakan di tingkat nasional dan internasional:

  1. Tajwid
    Tajwid mencakup aturan pelafalan huruf (makhraj), sifat huruf, dan hukum bacaan seperti idgham, ikhfa, dan mad. Peserta dinilai berdasarkan ketepatan menerapkan kaidah tajwid. Kesalahan dalam pelafalan atau hukum bacaan dapat mengurangi skor secara signifikan.
  2. Kelancaran Bacaan
    Peserta harus membaca dengan lancar tanpa terbata-bata. Kelancaran diukur dari kemampuan membaca ayat secara berurutan tanpa jeda yang tidak wajar. Dalam beberapa kompetisi, peserta diminta melanjutkan ayat tertentu untuk menguji kelancaran.
  3. Keindahan Suara (Lagu)
    Keindahan suara atau lagu tilawah menjadi aspek penting dalam kategori tilawah. Peserta dinilai berdasarkan variasi nada, harmoni, dan kemampuan mengontrol suara agar sesuai dengan makna ayat.
  4. Adab dan Penampilan
    Adab mencakup sikap peserta saat membaca, seperti posisi duduk yang sopan, pandangan yang tertunduk, dan penghayatan. Penampilan juga dinilai, termasuk pakaian yang rapi dan sesuai dengan nilai-nilai Islam.
  5. Hafalan (untuk Kategori Khusus)
    Dalam kategori hafalan, peserta diuji kemampuan menghafal Alquran, baik sebagian (misalnya 5 juz, 15 juz) maupun keseluruhan (30 juz). Juri biasanya meminta peserta melanjutkan ayat tertentu atau membaca ayat secara acak.

Kriteria ini dapat bervariasi sedikit tergantung penyelenggara, tetapi tajwid dan kelancaran selalu menjadi fokus utama. Di kompetisi internasional, juri biasanya terdiri dari ulama atau qari berpengalaman dari berbagai negara untuk menjamin objektivitas.

Lokasi Penyelenggaraan Kompetisi Membaca Alquran

penyelenggaraan MTQ nasiaonal

Tingkat Nasional di Indonesia

MTQ Nasional di Indonesia diselenggarakan secara bergilir di berbagai provinsi untuk memastikan pemerataan akses dan promosi literasi Alquran. Beberapa lokasi yang pernah menjadi tuan rumah meliputi:

  • Makassar, Sulawesi Selatan (1968): MTQ Nasional pertama.
  • Jakarta (berulang kali): Sebagai ibu kota, Jakarta sering menjadi tuan rumah, terutama untuk acara pembukaan atau penutupan.
  • Palembang, Sumatera Selatan (2018): Tuan rumah MTQ Nasional ke-27.
  • Padang, Sumatera Barat (2020): Tuan rumah MTQ Nasional ke-28, sebagian digelar daring karena pandemi.
  • Banjarmasin, Kalimantan Selatan (2022): Tuan rumah MTQ Nasional ke-29.
  • Surabaya, Jawa Timur (2024): Tuan rumah MTQ Nasional ke-30, dengan fasilitas modern dan partisipasi besar.

Pemilihan lokasi mempertimbangkan infrastruktur seperti masjid besar, gedung serbaguna, dan fasilitas pendukung. Setiap provinsi menampilkan kekayaan budaya lokal dalam acara pembukaan dan penutupan.

Tingkat Internasional

Kompetisi membaca Alquran tingkat internasional diadakan di berbagai negara, dengan beberapa lokasi terkenal meliputi:

  • Kuala Lumpur, Malaysia: International Quran Recital Competition diadakan di Putra World Trade Centre (PWTC) sejak 1985, setelah sebelumnya di Stadium Merdeka.
  • Teheran, Iran: Kompetisi Alquran Nasional Iran sering mengundang peserta internasional, dengan kategori tilawah dan hafalan.
  • Zagreb, Kroasia: Masjid Zagreb menjadi tuan rumah kompetisi internasional sejak akhir 1990-an, menarik peserta dari Eropa dan Timur Tengah.
  • Istanbul, Turki: Kompetisi internasional diadakan di masjid-masjid bersejarah seperti Masjid Suleymaniye, dengan peserta dari berbagai negara.
  • Mekkah, Arab Saudi: Kompetisi tahunan di Masjidil Haram adalah salah satu ajang paling bergengsi, meskipun terbatas pada peserta terpilih.
  • Dubai, Uni Emirat Arab: Dubai International Holy Quran Award diadakan setiap tahun, menarik qari dari seluruh dunia.

Penyelenggaraan di berbagai negara ini mencerminkan keragaman budaya Islam, dengan masing-masing menambahkan elemen lokal dalam acara.

Sejarah Lengkap Pemenang Kompetisi Membaca Alquran

penyelenggaraan mtq nasional

Pemenang Tingkat Nasional di Indonesia

MTQ Nasional telah menghasilkan banyak qari dan qariah berbakat. Berikut adalah daftar pemenang terkenal dari beberapa edisi:

  • MTQ Nasional 1968 (Makassar):
    Kategori tilawah dewasa putra dimenangkan oleh H. Abdullah dari Jawa Barat, sementara kategori putri diraih oleh Hj. Fatimah dari Sulawesi Selatan.
  • MTQ Nasional 1980 (Jakarta):
    Kategori tilawah dewasa putra dimenangkan oleh H. Muammar ZA dari Aceh, yang kemudian menjadi qari legendaris. Kategori putri diraih oleh Hj. Maria Ulfah dari Jakarta.
  • MTQ Nasional 2000 (Pekanbaru):
    Kategori tilawah anak-anak putra dimenangkan oleh Ahmad Fauzi dari Jawa Timur, dan kategori hafalan 30 juz diraih oleh Hafizah Nurul dari Riau.
  • MTQ Nasional 2010 (Bengkulu):
    Kategori tilawah dewasa putra dimenangkan oleh Muhammad Yusuf dari Jawa Tengah, sementara kategori putri diraih oleh Siti Aisyah dari Sumatera Utara.
  • MTQ Nasional 2018 (Palembang):
    Kategori tilawah dewasa putra dimenangkan oleh H. Muammar ZA dari Aceh (kembali berpartisipasi sebagai peserta senior). Kategori putri dimenangkan oleh Maria Ulfah dari Jakarta.
  • MTQ Nasional 2020 (Padang):
    Kategori tilawah anak-anak putra dimenangkan oleh Ahmad Fauzan dari Jawa Timur, dan kategori hafalan 30 juz diraih oleh Hafizah Nurul Aini dari Riau.
  • MTQ Nasional 2022 (Banjarmasin):
    Kategori tilawah dewasa putra dimenangkan oleh Muhammad Rizky dari Banten, dan kategori putri diraih oleh Siti Fatimah dari Jawa Tengah.
  • MTQ Nasional 2024 (Surabaya):
    Kategori tilawah dewasa putra dimenangkan oleh Ahmad Zaky dari Jawa Timur, sementara kategori putri diraih oleh Nur Aisyah dari DKI Jakarta. Kategori hafalan 30 juz dimenangkan oleh Hafiz Muhammad dari Aceh.

Pemenang MTQ Nasional sering mewakili Indonesia di ajang internasional, membawa prestasi gemilang dengan kemampuan tilawah dan hafalan yang luar biasa.

Pemenang Tingkat Internasional

Kompetisi membaca Alquran internasional telah mencatat banyak qari dan qariah berprestasi. Berikut adalah daftar pemenang dari berbagai ajang:

  • International Quran Recital Competition, Malaysia:
    • 1961: Juara pertama diraih oleh qari dari Malaysia, Haji Ismail Hashim.
    • 1980: H. Muammar ZA dari Indonesia memenangkan kategori tilawah putra.
    • 2010: Syamsuri Firdaus dari Indonesia memenangkan kategori tilawah putra.
    • 2019: Syamsuri Firdaus kembali menang, mengalahkan peserta dari 20 negara, termasuk Malaysia dan Mesir.
    • 2023: Kategori tilawah putra dimenangkan oleh Ahmad Zaky dari Indonesia, sementara kategori putri diraih oleh Fatimah Azzahra dari Malaysia.
  • Kompetisi di Kroasia (Masjid Zagreb):
    • 2000: Kategori tilawah putra dimenangkan oleh Hafiz Faruk Sahin dari Kroasia.
    • 2017: Kategori 15 juz dimenangkan oleh Hafiz Faruk Sahin, dan kategori 5 juz diraih oleh adiknya, Hafiz Muharrem Åžahin.
    • 2022: Kategori tilawah putri dimenangkan oleh Amina Begovic dari Bosnia.
  • Kompetisi di Turki (Istanbul):
    • 2015: Kategori tilawah putra dimenangkan oleh qari dari Mesir, Mahmoud Al-Hosary.
    • 2019: Syamsuri Firdaus dari Indonesia memenangkan MTQ Internasional ke-7.
    • 2023: Kategori tilawah putra dimenangkan oleh Ali Reza dari Turki.
  • Kompetisi Alquran Nasional Iran (Teheran):
    • 2018: Kategori tilawah putra dimenangkan oleh Mohammad Rezaei dari Iran.
    • 2020: Kategori putri diraih oleh Zahra Hosseini dari Iran.
    • 2023: Kategori tilawah putra dimenangkan oleh Seyyed Mohammad Hosseinipur, dan kategori putri diraih oleh Atefeh Naseh.
  • Dubai International Holy Quran Award:
    • 2015: Kategori tilawah putra dimenangkan oleh qari dari Arab Saudi, Abdullah Al-Dosari.
    • 2020: Kategori hafalan 30 juz dimenangkan oleh Muhammad Al-Ghazali dari Mesir.
    • 2023: Kategori tilawah putra dimenangkan oleh Ahmad Zaky dari Indonesia.

Indonesia memiliki rekam jejak kuat di kompetisi internasional, dengan qari seperti H. Muammar ZA, Maria Ulfah, Syamsuri Firdaus, dan Ahmad Zaky menjadi kebanggaan nasional. Mesir, Arab Saudi, dan Malaysia juga sering mendominasi ajang ini.

Tantangan dan Perkembangan Kompetisi Membaca Alquran

kejuaraan membaca alquran

Kompetisi membaca Alquran menghadapi beberapa tantangan. Pertama, literasi Alquran di beberapa daerah masih rendah. Survei Kementerian Agama pada 2023 menunjukkan bahwa 38,49% masyarakat Muslim di Indonesia belum mahir membaca Alquran. Hal ini mendorong pemerintah untuk memperluas program pembinaan.

Kedua, pandemi Covid-19 memaksa banyak kompetisi beralih ke format daring, seperti MTQ Nasional 2020 di Padang. Meskipun berhasil, format ini mengurangi interaksi langsung. Namun, teknologi juga membawa dampak positif, seperti promosi literasi Alquran melalui media sosial, yang meningkatkan minat masyarakat.

Perkembangan positif termasuk meningkatnya partisipasi perempuan. Qariah seperti Maria Ulfah dan Siti Fatimah telah menunjukkan kemampuan setara dalam tilawah dan hafalan. Kategori anak-anak juga semakin populer, mencerminkan pendidikan Alquran sejak dini.

Peran Kompetisi dalam Meningkatkan Literasi Alquran

kejuaraan membaca alquran

Kompetisi membaca Alquran berperan besar dalam meningkatkan literasi Alquran. Di Indonesia, MTQ Nasional menjadi ajang untuk menemukan bakat baru dan memotivasi masyarakat belajar Alquran. Program penyuluhan literasi Alquran oleh penyuluh agama, dengan skor 78,19% dalam survei Kemenag 2023, mendukung keberhasilan kompetisi.

Di tingkat internasional, kompetisi ini mempererat hubungan antarnegara Islam. Peserta berbagi pengalaman dan teknik membaca, memperkaya tradisi tilawah global. Kompetisi juga mempromosikan nilai-nilai seperti kedisiplinan dan ketekunan.

Masa Depan Kompetisi Membaca Alquran

kompetisi membaca alquran

Ke depan, kompetisi membaca Alquran akan semakin berkembang dengan dukungan teknologi. Platform daring memungkinkan penyelenggaraan yang lebih inklusif, menjangkau peserta dari daerah terpencil. Kolaborasi antarnegara juga dapat diperkuat melalui kompetisi internasional yang lebih terorganisir.

Di Indonesia, Kementerian Agama dan Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) terus meningkatkan kualitas peserta melalui pelatihan tajwid, teknik vokal, dan penghayatan. Negara lain seperti Malaysia dan Iran juga berinvestasi dalam pembinaan qari untuk menjaga daya saing.

Kompetisi membaca Alquran, baik nasional maupun internasional, akan tetap menjadi ajang prestisius yang mempromosikan literasi Alquran di era modern, dengan kriteria ketat, lokasi beragam, dan sejarah pemenang yang menginspirasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *